Pages

priBotTab2

Featured 1

Curabitur et lectus vitae purus tincidunt laoreet sit amet ac ipsum. Proin tincidunt mattis nisi a scelerisque. Aliquam placerat dapibus eros non ullamcorper. Integer interdum ullamcorper venenatis. Pellentesque habitant morbi tristique senectus et netus et malesuada fames ac turpis egestas.

Featured 2

Curabitur et lectus vitae purus tincidunt laoreet sit amet ac ipsum. Proin tincidunt mattis nisi a scelerisque. Aliquam placerat dapibus eros non ullamcorper. Integer interdum ullamcorper venenatis. Pellentesque habitant morbi tristique senectus et netus et malesuada fames ac turpis egestas.

Featured 3

Curabitur et lectus vitae purus tincidunt laoreet sit amet ac ipsum. Proin tincidunt mattis nisi a scelerisque. Aliquam placerat dapibus eros non ullamcorper. Integer interdum ullamcorper venenatis. Pellentesque habitant morbi tristique senectus et netus et malesuada fames ac turpis egestas.

Featured 4

Curabitur et lectus vitae purus tincidunt laoreet sit amet ac ipsum. Proin tincidunt mattis nisi a scelerisque. Aliquam placerat dapibus eros non ullamcorper. Integer interdum ullamcorper venenatis. Pellentesque habitant morbi tristique senectus et netus et malesuada fames ac turpis egestas.

Featured 5

Curabitur et lectus vitae purus tincidunt laoreet sit amet ac ipsum. Proin tincidunt mattis nisi a scelerisque. Aliquam placerat dapibus eros non ullamcorper. Integer interdum ullamcorper venenatis. Pellentesque habitant morbi tristique senectus et netus et malesuada fames ac turpis egestas.

Sabtu, 20 November 2010

Pert, II : Hadits Arbain = Arab Gundul

Qola rosulullahi shollallahu 'alaihi wa sallam : idza ihsanu ahadukum islamuhu fakolla hasanatin ya'maluhu yaktubulahu bi'asyrin amtsaluhaa ila sab'a miiatun dhi'afin wa qolla sayyi'atin ya'maluhu bimitslihu taktubu lahu..
"ga terlalu yakin sama tulisan bahasa indonesia.."
(maklum cr di inet belum nemu tulisan arab nya..)

Artinya :
Abu Hurairah r.a. berkata: Rasulullah saw. bersabda: Jika seorang berbuat baik dalam Islamnya maka tiap kebaikan yang diamalkannya dicatat sepuluh kali lipat sehingga tujuh ratus, dan tiap dosa yang dilakukannya hanya dicatat satu. (Bukhari, Muslim)

Yup, itulah tema les bahasa arab hari ini..masih tulis menulis arab, kali ini tentang hadist..Dengarkan (sami'na) ustad membacakan hadits lalu kami "belajar" menulisnya..hehehe lumayan..lumayan PARAH hasilnya : kalo UTS ini sudah REMEDIAL, nilai di bawah KKM. Hehehe maklum masih perlu latihan..harus bener2 perhatikan dan mendengarkan makhroj huruf yang disebutkan ustad..karena salah panjang pendeknya bisa beda.. Gapapa namanya juga belum biasa nulis arab gundul.

Tapi suka hari ini ada tambahan kosakata : termasuk arti per kata dari hadits tadi yang ternyata SUBHANALLAH YA..ALLAH MAHA KASIH sekali..MAHA LUAS RAHMATNYA MELEBIHI MURKANYA..

Seperti perumpamaan ustad : seandainya kita menyumbang 1 nasi bungkus maka ALLAH akan menulisnya menjadi 10 pahala yang setimpal dengan nasi bungkus tadi..bahkan bisa sampai 700x lipat!

sebaliknya jika itu perkara kejahatan, ALLAH hanya menulisnya sebagai satu KEJAHATAN saja yang setimpal..

ALLAH...jadi sebenarnya peluang beramal dan mengumpulkan tabungan akhirat itu sangat banyak ya? Hanya manusia saja yang terkadang enggan atau tidak lihai menjemput kesempatan itu..

SURGA MASIH JAUH saudariku..
GENGAM ERAT TANGANKU..MARI BERLARI MENUJUNYA!

Jumat, 19 November 2010

Mencintai Penanda Dosa (Surga Masih Jauh..)

Diambil dr sebuah NOtes : Salim A Fillah Empat FULL
---------------

Dalam hidup, Allah sering menjumpakan kita dengan orang-orang yang membuat hati bergumam lirih, “Ah, surga masih jauh.” Pada banyak kejadian, ia diwakili oleh orang-orang penuh cahaya yang kilau keshalihannya kadang membuat kita harus memejam mata.

Dalam tugas sebagai Relawan Masjid di seputar Merapi hari-hari ini, saya juga bersua dengan mereka-mereka itu. Ada suami-isteri niagawan kecil yang oleh tetangganya sering disebut si mabrur sebelum haji. Selidik saya menjawabkan, mereka yang menabung bertahun-tahun demi menjenguk rumah Allah itu, menarik uang simpanannya demi mencukupi kebutuhan pengungsi yang kelaparan dan kedinginan di pelupuk mata.

“Kalau sudah rizqi kami”, ujar si suami dengan mata berkaca nan manusiawi, “Kami yakin insyaallah akan kesampaian juga jadi tamu Allah. Satu saat nanti. Satu saat nanti.” Saya memeluknya dengan hati gerimis. Surga terasa masih jauh di hadapan mereka yang mabrur sebelum berhaji.

Ada lagi pengantin surga. Keluarga yang hendak menikahkan dan menyelenggarakan walimah putra-putrinya itu bersepakat mengalihkan beras dan segala anggaran ke barak pengungsi. Nikah pemuda-pemudi itu tetap berlangsung. Khidmat sekali. Dan perayaannya penuh doa yang mungkin saja mengguncang ‘Arsyi. Sebab semua pengungsi yang makan hidangan di barak nan mereka dirikan berlinangan penuh haru memohonkan keberkahan.

Catatan indah ini tentu masih panjang. Ada rumah bersahaja berkamar tiga yang menampung seratusan pelarian musibah. Untuk pemiliknya saya mendoa, semoga istana surganya megah gempita. Ada juru masak penginapan berbintang yang cutikan diri, membaktikan keahlian di dapur umum. Ada penjual nasi gudheg yang sedekahkan 2 pekan dagangannya bagi ransum para terdampak bencana. Semoga tiap butir nasi, serpih sayur, dan serat lelaukan bertasbih untuk mereka.

Ada juga tukang pijit dan tukang cukur yang keliling cuma-cuma menyegarkan raga-raga letih, barak demi barak. Ad dokter-dokter yang rela tinggalkan kenyamanan ruang berpendingin untuk berdebu-debu dan berjijik-jijik. Ada lagi para mahasiswa dan muda-mudi yang kembali mengkanakkan diri, membersamai dan menceriakan bocah-bocah pengungsi. Semua kebermanfaatan surgawi itu, sungguh membuat iri.
***

“Ah, surga masih jauh.”

Setelah bertaburnya kisah kebajikan, izinkan kali ini saya justru mengajak untuk menggumamkan keluh syahdu itu dengan belajar dari jiwa pendosa. Jiwa yang pernah gagal dalam ujian kehidupan dariNya. Mengapa tidak? Bukankah Al Quran juga mengisahkan orang-orang gagal dan pendosa yang berhasil melesatkan dirinya jadi pribadi paling mulia?

Musa pernah membunuh orang. Yunus bahkan sempat lari dari tugas risalah yang seharusnya dia emban. Adam juga. Dia gagal dalam ujian untuk tak mendekat pada pohon yang diharamkan baginya. Tapi doa sesalnya diabadikan Al Quran. Kita membacanya penuh takjub dan khusyu’. “Rabb Pencipta kami, telah kami aniaya diri sendiri. Andai Kau tak sudi mengampuni dan menyayangi, niscaya jadilah kami termasuk mereka yang rugi-rugi.” Mereka pernah menjadi jiwa pendosa, tetapi sikap terbaik memuliakan kelanjutan sejarahnya.

Kini izinkan saya bercerita tentang seorang wanita yang selalu mengatakan bahwa dirinya jiwa pendosa. Kita mafhum, bahwa tiap pendosa yang bertaubat, berhijrah, dan berupaya memperbaiki diri umumnya tersuasanakan untuk membenci apa-apa yang terkait dengan masa lalunya. Hatinya tertuntun untuk tak suka pada tiap hal yang berhubungan dengan dosanya. Tapi bagaimana jika ujian berikut setelah taubat adalah untuk mencintai penanda dosanya?

Dan wanita dengan jubah panjang dan jilbab lebar warna ungu itu memang berjuang untuk mencintai penanda dosanya.

“Saya hanya ingin berbagi dan mohon doa agar dikuatkan”, ujarnya saat kami bertemu di suatu kota selepas sebuah acara yang menghadirkan saya sebagai penyampai madah. Didampingi ibunda dan adik lelakinya, dia mengisahkan lika-liku hidup yang mengharu-birukan hati. Meski sesekali menyeka wajah dan mata dengan sapu tangan, saya insyaf, dia jauh lebih tangguh dari saya.

“Ah, surga masih jauh.”
Kisahnya dimulai dengan cerita indah di semester akhir kuliah. Dia muslimah nan taat, aktivis dakwah yang tangguh, akhwat yang jadi teladan di kampus, dan penuh dengan prestasi yang menyemangati rekan-rekan. Kesyukurannya makin lengkap tatkala prosesnya untuk menikah lancar dan mudah. Dia tinggal menghitung hari. Detik demi detik serasa menyusupkan bahagia di nafasnya.

Ikhwan itu, sang calon suami, seorang lelaki yang mungkin jadi dambaan semua sebayanya. Dia berasal dari keluarga tokoh terpandang dan kaya raya, tapi jelas tak manja. Dikenal juga sebagai ‘pembesar’ di kalangan para aktivis, usaha yang dirintisnya sendiri sejak kuliah telah mengentas banyak kawan dan sungguh membanggakan. Awal-awal, si muslimah nan berasal dari keluarga biasa, seadanya, dan bersahaja itu tak percaya diri. Tapi niat baik dari masing-masing pihak mengatasi semuanya.

Tinggal sepekan lagi. Hari akad dan walimah itu tinggal tujuh hari menjelang, ketika sang ikhwan dengan mobil barunya datang ke rumah yang dikontraknya bersama akhwat-akhwat lain. Sang muslimah agak terkejut ketika si calon suami tampak sendiri. Ya, hari itu mereka berencana meninjau rumah calon tempat tinggal yang akan mereka surgakan bersama. Angkahnya, ibunda si lelaki dan adik perempuannya akan beserta agar batas syari’at tetap terjaga.

“’Afwan Ukhti, ibu dan adik tidak jadi ikut karena mendadak uwak masuk ICU tersebab serangan jantung”, ujar ikhwan berpenampilan eksekutif muda itu dengan wajah sesal dan merasa bersalah. “’Afwan juga, adakah beberapa akhwat teman Anti yang bisa mendampingi agar rencana hari ini tetap berjalan?”

“Sayangnya tidak ada. ‘Afwan, semua sedang ada acara dan keperluan lain. Bisakah ditunda?”

“Masalahnya besok saya harus berangkat keluar kota untuk beberapa hari. Sepertinya tak ada waktu lagi. Bagaimana?”

Akhirnya dengan memaksa dan membujuk, salah seorang kawan kontrakan sang Ukhti berkenan menemani mereka. Tetapi bi-idzniLlah, di tengah jalan sang teman ditelepon rekan lain untuk suatu keperluan yang katanya gawat dan darurat. “Saya menyesal membiarkannya turun di tengah perjalanan”, kata muslimah itu pada saya dengan sedikit isak. “Meskipun kami jaga sebaik-baiknya dengan duduk beda baris, dia di depan dan saya di belakang, saya insyaf, itu awal semua petakanya. Kami terlalu memudah-mudahkan. AstaghfiruLlah.”

Ringkas cerita, mereka akhirnya harus berdua saja meninjau rumah baru tempat kelak surga cinta itu akan dibangun. Rumah itu tak besar. Tapi asri dan nyaman. Tidak megah. Tapi anggun dan teduh.

Saat sang muslimah pamit ke kamar mandi untuk hajatnya, dengan bantuan seekor kecoa yang membuatnya berteriak ketakutan, syaithan bekerja dengan kelihaian menakjubkan. “Di rumah yang seharusnya kami bangun surga dalam ridhaNya, kami jatuh terjerembab ke neraka. Kami melakukan dosa besar terlaknat itu”, dia tersedu. Saya tak tega memandang dia dan sang ibunda yang menggugu. Saya alihkan mata saya pada adik lelakinya di sebalik pintu. Dia tampak menimang seorang anak perempuan kecil.

“Kisahnya tak berhenti sampai di situ”, lanjutnya setelah agak tenang. “Pulang dari sana kami berada dalam gejolak rasa yang sungguh menyiksa. Kami marah. Marah pada diri kami. Marah pada adik dan ibu. Marah pada kawan yang memaksa turun di jalan. Marah pada kecoa itu. Kami kalut.Kami sedih. Saya terus menangis di jok belakang. Dia menyetir dengan galau. Sesal itu menyakitkan sekali. Kami kacau. Kami merasa hancur.”

Dan kecelakaan itupun terjadi. Mobil mereka menghantam truk pengangkut kayu di tikungan. Tepat sepekan sebelum pernikahan.

“Setelah hampir empat bulan koma”, sambungnya, “Akhirnya saya sadar. Pemulihan yang sungguh memakan waktu itu diperberat oleh kabar yang awalnya saya bingung harus mengucap apa. Saya hamil. Saya mengandung. Perzinaan terdosa itu membuahkan karunia.” Saya takjub pada pilihan katanya. Dia menyebutnya “karunia”. Sungguh tak mudah untuk mengucap itu bagi orang yang terluka oleh dosa.

“Yang lebih membuat saya merasa langit runtuh dan bumi menghimpit adalah”, katanya terisak lagi, “Ternyata calon suami saya, ayah dari anak saya, meninggal di tempat dalam kecelakaan itu.”

“SubhanaLlah”, saya memekik pelan dengan hati menjerit. Saya pandangi gadis kecil yang kini digendong oleh sang paman itu. Engkaulah rupanya Nak, penanda dosa yang harus dicintai itu. Engkaulah rupanya Nak, karunia yang menyertai kekhilafan orangtuamu. Engkaulah rupanya Nak, ujian yang datang setelah ujian. Seperti perut ikan yang menelan Yunus setelah dia tak sabar menyeru kaumnya.

“Doakan saya kuat Ustadz”, ujarnya. Tiba-tiba, panggilan “Ustadz” itu terasa menyengat saya. Sergapan rasa tak pantas serasa melumuri seluruh tubuh. Bagaimana saya akan berkata-kata di hadapan seorang yang begitu tegar menanggung semua derita, bahkan ketika keluarga almarhum calon suaminya mencampakkannya begitu rupa. Saya masih bingung alangkah teganya mereka, keluarga yang konon kaya dan terhormat itu, mengatakan, “Bagaimana kami bisa percaya bahwa itu cucu kami dan bukan hasil ketaksenonohanmu dengan pria lain yang membuat putra kami tersayang meninggal karena frustrasi?”

“Doakan saya Ustadz”, kembali dia menyentak. “Semoga keteguhan dan kesabaran saya atas ujian ini tak berubah menjadi kekerasan hati dan tak tahu malu. Dan semoga sesal dan taubat ini tak menghalangi saya dari mencintai anak itu sepenuh hati.” Aduhai, surga masih jauh. Bahkan pinta doanya pun menakjubkan.

Allah, sayangilah jiwa-jiwa pendosa yang memperbaiki diri dengan sepenuh hati. Allah, jadikan wanita ini semulia Maryam. Cuci dia dari dosa-dosa masa lalu dengan kesabarannya meniti hari-hari bersama sang buah hati. Allah, balasi tiap kegigihannya mencintai penanda dosa dengan kemuliaan di sisiMu dan di sisi orang-orang beriman. Allah, sebab ayahnya telah Kau panggil, kami titipkan anak manis dan shalihah ini ke dalam pengasuhanMu nan Maha Rahman dan Rahim.

Allah, jangan pula izinkan hati kami sesedikit apapun menghina jiwa-jiwa pendosa. Sebab ada kata-kata Imam Ahmad ibn Hanbal dalam Kitab Az Zuhd yang selalu menginsyafkan kami. “Sejak dulu kami menyepakati”, tulis beliau, “Bahwa jika seseorang menghina saudara mukminnya atas suatu dosa, dia takkan mati sampai Allah mengujinya dengan dosa yang semisal dengannya.”

***
NB: sahibatul hikayah berpesan agar kisah ini diceritakan untuk berbagi tentang betapa pentingnya menjaga iman, rasa taqwa, dan tiap detail syari’atNya di tiap langkah kehidupan. Juga agar ada pembelajaran untuk kita bisa memilih sikap terbaik menghadapi tiap uji kehidupan. Semoga Allah menyayanginya.

Qurrota 'Ayun (me) :
ALLAH jaga kami ya ALLAH...semoga sukses melewati semua UJIANMU.. T_T
tidaklah Engkau menjadikan sesuatu itu sia-sia, melainkan selalu ada hikmah yang hanya bisa dilihat orang pribadi-pribadi pilihan...

Sabtu, 13 November 2010

Taujih KEPSEK 23-10-10

Jika diibaratkan sekolah itu seperti organ anggota badan kita, maka :
Kepala Sekolah itu posisinya ada di hati...
Waka itu ada di otak..
sedang anggota tubuh yang lain, tangan dan kaki adalah guru beserta siswa


Itulah..betapa pentingnya saling koordinasi, saling melengkapi antar organ anggota tubuh..Lets think, apa jadinya jika tangan enggan menuruti apa yang otak perintahkan padanya? Atau tangan dan kaki bergerak tanpa mengikuti kata hati? Pasti akan bentrok...


SMS Minggu ini : (25-10-2010)
Semoga sehat, pekan ini ada banyak tugas mulia yang harus kita selesaikan. Ayo, kita sambut dengan semangat. Bersykurlah atas apa yang ada, niscaya akan ALLAH tambah nikmatNya.


Amin Ya Rabbal Alamin..
Bantu kami ya ALLAH...Tantangan sekolah ke depannya semakin besar...
Bantu kami memberikan yang terbaik for our school...

Maher Zain - The Chosen One | ماهر زين - المختار




Bagaimana kami tidak rindu, padamu duhai Rasulullah...

HAKIKAT CERMIN

Seorang Saudara ialah cermin bagi saudara yang lain.
Suatu ketika, jika engkau temukan bayangan pada cermin itu cacat..
bersegeralah koreksi dirimu sendiri...
Karena cermin tak lain dan tak bukan hanya memantulkan apa yang ada di hadapannya..

Lalu kutanyakan padanya : Bagaimana jika saudara kita melakukan suatu kesalahan/kemaksiatan..? Bukankah dia juga pantulan dari diri kita?

Salim a fillah kemudian menjawab : "Itu menunjukkan bahwa DIA BISA MULIA KARENA TAUBATNYA. Sedang kita ...BISA TERHINA KARENA MENCEMOOHNYA".

Dan sejak saat itu..aku pun paham....

Pribadi Penuh Pesona

Mengutip STAT Ustad Salim A Fillah :
(keknya diriku memang addicted dengan penulis buku yang satu ini..)

Ku tulislah status FB malam ini :

Pribadi penuh pesona..
Jika lembut, seteguh Abu Bakr...
Jika keras, sepengasih 'Umar...
Jika pemalu, sedermawan 'Utsman...
Jika periang, sepemberani 'Ali...
...Maka sulit mencari alasan untuk tak mencintainya.

****

Hmm..kira-kira aku masuk karakter yang mana ya? Allah, bukannya mau sok-sokan maksa membanding2kan diri dengan mereka yang sangat JAUHHH TINGGI amalannya dibandingkan diri yang lemah ini...Sungguh, hanya sekedar motivasi..
Yup, harus kita akui semua prang memiliki sisi positif dan negatif (PASTI!)
Itulah yang menjadi mereka the real HUMAN..manusia sebenar-benarnya manusia...
Dan tugas kita sesungguhnya ialah mengenali potensi POSITIF dan NEGATIF kita dan mengupayakan semaksimalnya agar sisi POSITIF itu terus bertambah dan yang NEGATIF berkurang sedikit demi sedikit sehingga menjadi POSITIF!.

Ya kan? ok, coba keh di cek sifat -sifat mereka. Masing-masing dari mereka memiliki kecenderungan sifat dasar yang berbeda-beda dan mereka mampu dengan SUKSES menyeimbangkan sifat dasarnya dengan bingkai AKHLAK ISLAMI.

Abu bakar..beliau lembut, tapi tidak kemudian diam, pasif..Lembut beliau itu kokoh! SEKOKOH keyakinan yang beliau bangun terhadap Allah & RASULNYA..Beliau tidak diam..dalam Kelembutannya beliau berkarya..subhanallah..habis kata-kata rasanya menggambarkan sahabat Rasulullah yang satu ini. Bukan hanya cintanya pada Rasulullah...juga amalannya..bahkan dikatakan Rasulullah pada Aisyah ra : melebihi gugusan bintang di langit.

Umar bin khattab, beliau KERAS! Tetapi KERASnya itu lah yang membuat beliau TEGAS dalam memutuskan sesuatu, menjadi PEMBEDA antara HAQ dan BATHIL. Dan karena nya ketika beliau tau sesuatu itu memang HAQ, beliau luarbiasa membelanya..Tapi bukan hanya itu..UMar dikenal sangat pengasih, tak membiarkan rakyatnya hidup tak nyaman. Cinta dan baktinya pada rakyat terbukti dan telah teruji. Tak heran beliau lah khalifah pertama yang dipanggil dengan sebutan AMIRUL MUKMININ, pemimpinnya orang-orang beriman..Allah,,,merinding aku dibuatnya : menggingat surah AL HAQQAH..menginggat bagaimana AL QUR'AN menyentuh dalam hati UMAR yang ketika jahiliah dulu sangat KERAS dan MEMBENCI ISLAM. Merinding mengingat ketika tangan Rasulullah terangkat dan berdoa : "Ya ALLAH, berikan hidayahMu pada Abu Jahal atau Umar Bin Khattab"...Dan ALLAH memilih UMAR, khalifah yang kemudian membawa kemajuan besar bagi perluasan wilayah dan da'wah islam di kemudian harinya..

Ustman bin Affan, sosok pemalu itu..Jangkung, putih, dan tentu kita ingat bagaimana perannya dalam da'wah rasulullah...Sifat PEMALUnya itu tidak menjadikannya di MALU atau bahkan dengan alasan TAKUT RIYA' akhirnya enggan menginfakkan harta bendanya di jalan ALLAH. TIDAK! justru ialah yang berjasa membebaskan banyak budak, membeli sumur bagi kaum muslimin, dialah yang pandai memelihara silahturahmi, dialah yang berhati lembut, halus, cerdas, cermin intelektual sejati dan pengusaha yang berdikari!

Ali bin Abi Thalib, cerminan pemuda, dengan ghirohnya, dengan spiritnya, dengan gejolaknya yang khas pemuda. Sampai pepatah arab muncul " tidak ada pemuda selain ALI". ALI yang muda tapi sudah mengenal islam sejak sangat belia, berani dalam pertempuran, kuat, bahkan bukan hanya itu beliau juga kuat menahan godaan yang umum dialami juga pemuda bahkan sampai jaman sekarang. Tentu engaku semua ingat kan kisah CINTA FATIMAH dan ALI. Subhanallah..ialah ALI sang pemuda sejati! Sang GERBANG ILMU PENGETAHUAN, menantu dan sahabat tercinta Rasulullah..

mereka semua..mereka pribadi yang SUKSES menyeimbangkan kecenderungan sifatnya dengan AKHLAK yang diinginkan ALLAH dan RASULNYA..

Duhai, Para sahabat pengemban risalah..kepadamulah kami bercermin..
bercermin pada yang BERKILAU!

First Day : ARABIC COURSE!

Alhamdulillah...akhirnya bismillah..
hari sabtu = harinya menuntut ilmu!!

Hari pertama, menuntut ilmu, belajar bahasa arab..Pelajaran yang sudah lama dinanti-nantikan..Setelah kotak katik hari akhirnya ketemulah jadwal untuk les bahasa arab yang bisa diikuti oleh semua teman..Mba Y, Mba HK, Mba I, Mba NR dan tentu saja Aq! Hmm... sayang mba QR ga bisa hadir..mudahan aja dia bisa meluangkan harinya atau mensiasati kegiatan2nya..

Pelajaran Pertama : Menulis - Huruf Alif dan WAWU..
gampang gampang susah ternyata..
bukan hanya menulisnya..karena baru ini pertama kali menggunakan pensil yang disilet miring, khas tulisan arab banget!. Jujur, masih belum biasa..tapi tetep dong SEMANGAT! SEMANGAT! Belajar ilmu baru..ilmu menulis,,lagian untungnya tidak belajar sendirian tapi bersama teman-teman sehingga saling bahu membahu dan menyemangati..

Tes ke 2 : Ustad Syamsuddin (dari MUMTAZ ISLAMIC COURSE) membaca alias mendiktekan potongan pendek dari al fatihah, kami mendengarkan dan mencoba menuliskan, kemudian dinilai..hasilnya : wakakkakaka : 55! hahaha peningkatan sih kemaren pas tes awal malah : 34 (malu2in ajah..Ga papa semangat!) ternyata emang lucu kami semua mahir membaca al fatihah tapi ketika diminta menuliskan pusing tujuh keliling..Malah pake acara ngeja kayak anak SD aja Hee gapapa ya..namanya juga belajar!. Dan hebatnya lagi..habis selesai ustadnya langsung nunjuk aku maju beneran di depan nulsi dipapan tulis..ALFATIHAH FULL ga pake dipotong2..TOEINGGG...Keringet dingin dahhh..

Alhamdulillah banyak dapat ilmu hari ini diantaranya :
1. tau salam dan jawaban salam dalam bahasa arab
2. alif lam syamsiah n qomariah..
3. pembenaran dari tulisan "ain" tengah ku yang SALAH yang cekedot banget..ahha belum liat aja ustad nya gimana aku biasa nulis HAMZAH gede , kayak siput ga jelas heheh...secara, emang di TPA dulu tulisan ku yang paling cekedot! qiqiqi..ga appa keh..salut buat mba HK : tulisan arabnya keren..emang udah bakat cantik banget diliatnya..Meski secara teknis penulisan dan cara menulis kami semua masih dari NOL banget tapi aku tetep kagum sama mba HK! JANGAN MAU KALAH KEH!!!
4. dikit2 mulai baca arab gundul..karena ustadnya nulisnya ga pake harakah..
5. tau sedikit tentang iSIM, FIIL, dan diit dikit dah **kan baru pertemuan satu..
6. Ada PR menulis minimal 10x ALFATIHAH seminggu hayoo keh..cekedot...biar tangannya lemas kata ustadnya ^_^ hakahaakakakka

ALHAMDULILLAH Ya ALLAH mudahkan kami belajar bahasa arab..ya..belajar nulis arab..
TETAP SEMANGAT TETEP ISTIQOMAH..SERIUS SEPENUH HATI..DAN DIMUDAHKAN KAKI MELANGKAH KE TEMPAT BELAJAR..BISMILLAH..LURUSKAN NIAT KAMI YA ALLAH..

Buat temen2 semua..temen2 les bahasa arab maksudnya : ISTIQOMAH YA n AYO KITA BALAP2AN!!
Heee LOVE U FULL COZ ALLAH..Ayo, kita pengaruhi orang lain ikutan les jua..biar RAME dan tambah SUMANGGATTT!!

Minggu, 07 November 2010

Nikah : "Tanya Gimana?"

HM...Ada yang unik fenomena beberapa minggu ini..Owh, bukan..bukan terkait dengan merapi dan serangkaian ujian bencana alam yang menimpa Indonesia. Ini tentang fenomena yang sensitif di dunia manusia..khususnya dunia perikhwahan hehe *ga segitunya kali ya*

fenomena apakah itu? fenomena yang ditunggu2 tentu saja..
fenomena merah jambu (ehem!) tapi merah jambu yang ini sudah HALAL saudara-saudara ^0^
yupz..fenomena : WALIMATUL URSY'
kirain apaan keh...Betuk-betul tidak kau perhatikan..sudah berapa undangan walimatul ursyi engkau hadiri bulan-bulan ini. Entah hanya kebetulan atau mungkin karena ini bulan-bulan yang ramai orang biasa melangsungkan pernikahan.

Sebenarnya bukan fenomena PERNIKAHAN itu yang menarik, tapi yang lebih menarik ingin dibahas di sini ialah :
1. Bagaimana proses jodoh mereka bisa bertemu ?
2. Bagaimana kehidupan mereka berubah setelah hari yang dinantikan itu tiba?

1. Bagaimana proses jodoh mereka bisa bertemu?
Tentunya tanpa pacaran, dengan taaruf/nadzor. Dan yang unik adalah bagaimana skenario ALLAH Maha Indah mengatur semua itu. Ada yang berjodoh dengan teman sekelasnya sendiri, sama-sama sarjana kedokteran pula. Ada yang ternyata berjodoh dengan sesama teman organisasinya. Ada juga yang mungkin secara organisasi tidak terkait tapi jika kita perhatikan masing-masing sifat dan karakter mereka : subhanallah : Cocok!. Dan banyak juga berita bahagia kali ini datang dari akhwat angkatan di atasku alais 2004 ke atas. Subhanallah, aku kenal mereka akhwt yang luarbiasa kontribusinya untuk da'wah. Mereka yang mengajarkanku bahwa barangsiapa yang menolong agama ALLAH maka ALLAH akan menolongnya dan meneguhkan kedudukannya!. So, sekarang liat mereka, berturut-turut berita bahagia mereka terima : mulai dari lulus, diterima kerja cepat (bahkan ada yang PNS!), umroh, lalu dan tentu saja sebuah pernikahan di jalan da'wah. Subhanallah...janji ALLAH memang PASTI! Tak perlu engkau ragu! Yang menarik ketika kudapati pasangan hidup yang sekarang mendampingi mereka ..subhanallah..tidak kalah kerennya dengan mereka..meski tidak begitu kenal pribadi, setidaknya aku tau mereka menikahi pasangan yang "tepat" dan mungkin ini yang katanya : "sekufu",. Wahh...senangnya...

Ok, stop membahas point no 1 karena bahasan ini bisa sedikit "berbahaya" juga untukku yang sampai detik ini masih tidak punya gambaran apa-apa tentang siapa jodohku kelak.Hehehe....yah begitulah.. Tenang saja keh, biarkan ALLAH yang mengatur. ^_^ YAKIN!

2. Bagaimana hidup mereka berubah setelah walimah?
Nah ini yang LEBIH MENARIK, dan perlu aku pelajari betul-betul. Yah, itung-itung persiapan dan bisa untuk gambaran bagaimana kehidupanku kelak jika HARI ITU tiba (ehem!).
- Unik, ada yang masik belajar mengenali karakter pasangannya , bahkan pasangan yang ku bilang : cocok ternyata mereka memiliki sifat yang bertolak belakang. Tapi, beneran jadi cocok kan karena kelebihan pasangannya akan saling menutupi kekurangan yang lain.

- ada yang sudah heboh mempersiapkan segala sesuatu, misalnya saja masak, manajemen keluarga muslim, bahkan mulai repot persiapan menyambut sang buah hati! Hehehee, ada yang hamilnya ribet...ngidam lah..ada yang jadi suka ngantuk lah..ada yang dikerjain suaminya lah..atau bahkan mengerjain suaminya! Heheh lucu juga! Ada yang masih asik bulan maduan bahkan trend ganti foto profil dengan foto mesra atau foto weddingnya (Ih,..mentang2 dah HALAL!). Eits..tapi ga melulu heppy heppy aja kok ceritanya...

Ada beberapa akhwat eiits salah : ummahat ding yang masih harus LONG DISTANCE RELATIONSHIP alias Hubungan JaRAK jauh getooo dengan pasangannya..Hmm sampai rindu setengah mati, sedih-sedih.. geli, dalam hati sempet berpikir juga : apa kelak aku akan segitunya ya? Entahlah..semoga tidak terlalu melankolis lah, asal punya mertua yang baik hati dan pengertian, kayaknya everything is gonna be OK deh..Yh mungkin juga karena aku udh biasa lamaaaa dulu 10 TAHUN LEBIH ! LONG DISTANCE RELATIONSHIP juga dengan abi ku alias ayah yang kerja di luar kota..Hmm..mungkin mbanya waktu masih akhwat hidupnya ga bisa ditinggal-tinggal gitu kah ya (%&*think,.com&&) Tau deh, pikir pikir gaya juga aku ini. Kamu kan belum tau bagaimana rasanya keh...

Nah supaya aku lebih tau rasanya kemaren pernah tuh coba beneran wawancara ekslusif dengan salahsatu dari sekian pengantin baru. Pertanyaan ku to the point saja : habis nikah bangun jam berapa, tiap hari masak? trus nyapu, cucian, nyetrika?. Manajemen antara kerja, da'wah dan rumahtangga. Pertanyaan yang sederhana bukan..Sederhana tapi pertanyaan itu yang selalu membayangiku. Hmm.apakah perubahan yang akan kualami kelak setelah menikah? Sekarang saja (bukannya ngeluhh niee) ada aja saat-saat merasa padat dengan agenda yang ada...baru selesai 1 sudah harus berjumpa dengan urusan ke-2, ke-3 , ke-4 , dst.. harus loncat loncat dari satu aktivitas ke aktivitas yang lain. Gimana manajemen waktu entar kalo dah bersuami 1 dan beranak 5 ? ckckck...Apa aku takut menikah..Wowowowo tidak segitunya kali.. Anggap lah ini sedia payung sebelum hujan.. Toh, kalo harinya panasnya menyengat banget..si payung tetep bisa kita pakai kan, tak perlu menunggu hujan.. (Ngerti ga maksudku?)

Sahabat Qura'ni ku pernah berkata : KEISTIQOMAHAN SEORANG AKHWAT BARU DIKETAHUI SETELAH DIA MENJADI UMMAHAT! Jegh..betul banget 100%. seperti juga kata MR ku... Segala itu bisa asalkan disiasati..dulu ketika jadi akhwat ngajinya 1 JUZ sekarang udh jadi UMMAHAT kuantitasnya ngajinya malah menurun..Waktu AKHWAT hapalan hampir 1 surah,,udah UMMAHAT adanyaa murojaah dooang...Waktu masih AKHWAT diajak ta'limat cepet..sekarang udah punya banyak anak..bersiaplah si anak dijadikan kambing hitam..Fenomena oh fenomena..sekali bener kata MR semua bisa : ASAL DISIASATI!
Ya ALLAH mudah-mudahan pernikahanku kelak tidak melalaikan amanah-amanahku sebagai hambaMu, sebagai istri dan ibu yang sholehah, sebagai anak orangtuaku, sebagai menantu mertuaku, murrobi, mutarrobi, sbg seorang guru, entreprenuer atau amanah apapun kelak yang engkau amanahkan kepadaku..

Ya, karena pernikahan, suami, dan Anak ternyata bisa menjadi UJIAN.. Bahkan belum punya ANAK seperti yang dialami salah seorang sahabatku, bisa jadi itu juga UJIAN. seperti yang dia bilang kepadaku : Masih AKHWAT itu UJIAN, sudah UMMAHAT itu juga ujian, karena HIDUP itu adalah UJIAN.

Dan di antara semua pengalaman pernikahan : yang menarik tentulah sebuah NOTES yang kubaca dari istri mas'ulku sekarang..tak perlu dijabarkan di sini ..Intinya PERNIKAHAN hanyalah suatu fase dalam hidup kita. MENIKAH ATAU BELUM, KITA MASIH BISA BAHAGIA, Koq...(makasih mba HMU aku suka banget NOTEnya...)

Ok, keh..HAMASAH!! Jika belum tiba giliranmu bisa jadi karena inilah masamu MEMPERSIAPKAN DIRI! ^_^

Qurrota 'Ayyun Wanna Be...