Bismillah...
Sungguh, kita bukan siapa-siapa.
Tanpa hidayahNya, bahkan kita buta, tentang hijab, tentang ilmu,
tentang dakwah
Kita bukan pula seorang hafidzhah
Tanpa bantuanNya, ayat demi ayat Kalamullah mungkin enggan menempel
dalam memori otak dan hati kita
Kita, hanya ruh dalam jasad sempurna yang diciptakanNya
Seonggok daging berjalan yang tak mengenal Rabb-Nya,
andai kita tak berada di jalan tarbiyah ini.
Mungkin, kita adalah aku-aku, dan aku yang egois,
tapi terselubung dalam ukhuwah yang manis
Mungkin, kita adalah sang
muhajir, yang bersusah payah memperbaharui niat,
setiap hari, agar ia kekal abadi, tak sia-sia dimakan riya dan dengki
Kita bukan siapa-siapa,
Bukan tabligher sejati, bukan ahli hadits, bukan penghapal kitab kuning
atau anak santri.
Kita adalah kita yang mau belajar, mau berusaha, mau berubah, mau
tertatih, mau mencoba, walau masih meraba-raba, walau masih sepotong-potong..
Bukan kita yang menghadirkan mereka dalam majelis kita, dalam liqo’at
kita,
dalam syuro-syuro kita, dalam amaliyah kebaikan kita.
Bukan kita, tapi Allah! Yang Maha Membolak-balik Hati.
Allah! Yang menitipkan wajah teduh dan senyum manis itu pada kita, saat
ini!
Allah! Yang membantu kita menjaga yaumiyah kita, dari hari ke hari
Allah! Yang membantu kita menjaga yaumiyah kita, dari hari ke hari
Allah! Yang Maha Mengawasi, Yang Mengetahui Segala Isi Hati
Ya, Allah! Yang bahkan tak seorang pun bisa lari dari pengawasanNya
yang teliti
Dan kita masih saja lupa, niat itu pekerjaan hati dan amal ihsanlah
yang paling dicintai
Dan bukan mereka yang membutuhkan kita, tapi kita yang membutuhkan
mereka !
Agar kelak jika kita ditanya, ada kebaikan yang sudah siap menjadi perisainya!
Agar kelak jika kita ditanya, ada kebaikan yang sudah siap menjadi perisainya!
Sibukkan dirimu duhai jiwa, mencari sebanyak-banyaknya jaminan.
Jangan bangga, dengan statusmu!
Jangan bangga, dengan amalmu!
Jangan bangga, dengan tingginya hapalanmu atau baiknya kuantitas dan
kualitas yaumiyahmu!
Jangan bangga, meski kita sering menjadi pembeda!
Jangan bangga, meski kita sering harus berlelah-lelah sementara yang
lain bisa bebas memikirkan urusan dunia.
Jangan bangga, tapi bersyukurlah dengan kesyukuran yang besar
Dengan istiqomah dan sabar yang panjang
Dengan kebaikan-kebaikan yang kita rencanakan.
Dengan do’a-do’a yang disimpan rapi, lalu naik hingga langit tertinggi.
Dan tunggulah kabar gembiranya turun, bersama hujan menuju bumi J
Selamat berjuang duhai engkau mujahidah dakwah.
Sampai nanti, sampai mati!
original mind of Qurrota A’yun : @albannarental
0 komentar
Posting Komentar