----------------------------
Setelah berhadapan dengan Nabi Muhammad Shallallahu'alaihi wa Sallam ia mencocokkan sifat-sifat beliau dengan sifat-sifat yang telah di sebutkan dalam Taurat dan Injil. Sesudah di ketahuinya bahwa sifat-sifat dan tanda-tanda itu telah cocok semua, seketika itu juga ia masuk Islam. Sekembalinya ia dari pertemuannya dengan Nabi, ia lalu berseru kepada keluarganya supaya mereka mengikut seruan Nabi Muhammad Shallallahu'alaihi wa Sallam. Seruannya itu dengan cara diam-diam pula di terima oleh seluruh keluarganya, dan akhirnya mereka semua menjadi pengikut seruan Nabi, itupun dengan cara diam-diam.
Kemudian daripada itu, untuk membuktikan kepada Nabi Muhammad Shallallahu'alaihi wa Sallam bahwa kaum Yahudi itu pendusta, pembohong dan pengkhianat terhadap kebenaran, maka pada suatu hari Abdullah bin Salam datang ke rumah Nabi dengan diam-diam. Setelah ia bertemu dengan beliau, lalu ia minta dengan hormat kepada beliau bahwa sewaktu-waktu nanti di antara kaum Yahudi datang kepada beliau, supaya beliau menanyakan pendapat mereka tentang dirinya (Abdulllah bin Salam), agar mereka menerangkan kepada beliau tentang hal-hal tentang dirinya, tetapi dalam pada itu ia minta pula kepada beliau supaya ia di idzinkan masuk ke dalam suatu bilik untuk bersembunyi jika kaum Yahudi datang. Nabi Muhammad Shallallahu'alaihi wa Sallam berjanji akan mengabulkan semua permintaannya.
Sesudah itu kelihatan dari rumah Nabi, bahwa di antara kaum Yahudi datang berbondong-bondong menuju kerumah beliau. Maka dengan segera beliau menyuruh Abdullah bin Salam masuk ke dalam sebuah bilik beliau. Pada waktu itu kaum Yahudi yang datang ke rumah Nabi belum mengetahui bahwa Hushain bin Salam telah menjadi pengikut Islam, dan belum mengetahui pula bahwa waktu itu sedang bersembunyi di dalam bilik Nabi di ruangan dalam.
Setelah mereka berhadapan muka dengan Nabi Muhammad Shallallahu'alaihi wa Sallam, beliau lalu bertanya kepada mereka :''Bagaiaman keadaan seorang lelaki yang bernama Hushain bin Salam?''
Mereka menjawab :''Ia ada di dalam kebaikan''
Nabi bertanya pula :''Bagaimana pendapat kamu terhadap dirinya?''
Mereka menjawab :''Menurut hemat kami, Hushain bin Salam itu adalah tuan kita dan anak lelaki tuan kita. Ia adalah sebaik-baik orang kami dan anak lelaki sebaik-baik orang kami. Ia adalah semulia-mulia orang kami dan anak lelaki dari seorang yang paling alim dalam golongan kami, karena dewasa ini di kota Madinah tidak seorangpun yang melebihi kealimannya tentang kitab ALLAH (Taurat)
Demikianlah mereka terus memuji-muji Abdullah bin Salam. Setelah mereka selesai memuji-muji, Nabi Muhammad Shallallahu'alaihi wa Sallam bersabda kepada mereka :''Jadi dengan tegas, Hushain bin Salam itu adalah seorang dari golongan kamu sekalian yang paling terpandang segala-galanya menurut pendapat kamu?''
Mereka menjawab :''Ya, betul begitu, Muhammad!''
Kemudian Nabi berseru :''Hai Hushain bin Salam, keluarlah !''
Mendengar ucapan-ucapan Abdullah bin Salam itu, mereka dengan perasaan sangat menyesal menjawab. ''Oh, tuan berdusta ! Mengapakah tuan berani berkata demikian ?''
Abdullah menyahut :''Celakalah kamu semua ! Hendaklah kamu takut kepada ALLAH ! Apakah kamu sekalian tidak mengenal sifat-sifat beliau ini dalam kitab Taurat ?''
Mereka menjawab :''Tidak ! Tuanlah yang berdusta ! Tuan sejelek-jelek orang dari golongan kita ! Sebab tuan sekarang sudah beragama lain !''
Kemudian mereka bubar dan pergi meninggalkan rumah Nabi, sedangkan Abdullah bin Salam ada di hadapan Nabi. Ia berkata kepada beliau :''Inilah yang saya kuatirkan, hai Rasulullah ! Bukankah saya sebelumnya telah menuturkan kepada tuan bahwa kaum Yahudi itu adalah suatu kaum pendusta, pembohong, pengkhianat dan pembelot serta pendurhaka ?''
Sambil tersenyum Nabi Muhammad Shallallahu'alaihi wa Sallam tinggal diam. Dan pada waktu itu juga ALLAH menurunkan wahyu kepada Nabi yang bunyinya :
Dengarkan
qul ara-aytum in k aa na min 'indi al l aa hi wakafartum bihi wasyahida sy aa hidun min banii isr aa -iila 'al aa mitslihi fa aa mana wa i stakbartum inna al l aa ha l aa yahdii a lqawma al zhzhaa limiin a.''
10. Katakanlah: "Terangkanlah kepadaku, bagaimanakah pendapatmu jika Al-Qur'an itu datang dari sisi Allah, padahal kamu mengingkarinya dan seorang saksi dari Bani Israil mengakui (kebenaran) yang serupa dengan (yang tersebut dalam) Al-Qur'an lalu dia beriman [1387], sedang kamu menyombongkan diri. Sesungguhnya Allah tiada memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim".
Keterangan ayat :
[1387] Yang dimaksud dengan "seorang saksi dari Bani Israil" ialah Abdullah bin Salam. Ia menyatakan keimanannya kepada Nabi Muhammad SAW setelah memperhatikan bahwa di antara isi Al-Qur'an ada yang sesuai dengan Taurat, seperti ketauhidan, janji dan ancaman, kerasulan Muhammad SAW, adanya kehidupanakhirat dan sebagainya.
Semoga kita bisa meneladani beliau yang mendapat hidayah karena ketinggian ilmu dalam Taurat dan beliau tidak mengingkari kebenaran, tanpa kesombongan akhirnya beliau memeluk islam. Kisah beliau sekaligus menjadi pengingat kita tentang akhlak kaum Yahudi yang tidak layak dicontoh, pembohong dan gemar menyombongkan diri.